Jejaring sosial Facebook dan pendirinya Mark Zuckerberg tengah menghadapi gugatan senilai lebih 1 miliar dolar AS karena tidak segera menghapus sebuah halaman yang menyerukan Intifada Ketiga melawan Israel.
Gugatan diajukan 31 Maret lalu di Pengadilan Distrik AS di Washington oleh Larry Klayman, seorang pengacara dan aktivis yang dalam gugatannya digambarkan sebagai "warga negara Amerika keturunan Yahudi" dan aktif dalam segala hal mengenai keamanan Israel dan rakyatnya.
Klayman adalah pendiri Judicial Watch, sebuah kelompok konservatif yang membela kepentingan publik.
Facebook menghapus halaman "Third Palestinian Intifada" pada 29 Maret setelah terpampang beberapa minggu dan sudah 350.000 orang menambahkannya sebagai teman (friend).
Menteri urusan diplomasi dan Diaspora Israel Yuli Edelstein telah mengirimkan surat kepada Zuckerberg seminggu sebelumnya, meminta agar halaman itu dihapus. Liga Anti-Fitnah (the Anti-Defamation League) juga meminta Facebook menghapus halaman itu.
Halaman "Third Palestinian Intifada" menyerukan pemberontakan Palestina ketiga untuk dimulai 15 Mei, termasuk kutipan dan klip film yang menyerukan untuk membunuh orang-orang Yahudi dan Israel, dan untuk membebaskan Yerusalem dan Palestina dengan kekerasan.
Seruan itu juga diarahkan para pengguna ke konten terkait di Twitter, YouTube, dan tempat lain di Internet.
Dalam gugatan itu, Klayman juga meminta Facebook untuk menghapus semua halaman yang menyantumkan kata "Third Intifada" di situs jejaring sosialnya atau halaman-halaman lain yang mendorong kekerasan terhadap Yahudi.
Facebook mengatakan akan melawan kasus itu, sebagaimana dilaporkan AFP.
Sementara itu sebuah halaman baru dengan nama yang sama telah menarik ribuan teman, menurut laporan.
Facebook tidak mengeluarkan pernyataan ketika menghapus halaman itu minggu lalu. Tetapi, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan untuk beberapa media pada hari sebelum halaman itu dihapus, Facebook berkomentar mengenai halaman kontroversial Third Palestinian Intifada.
"Sementara beberapa komentar dan konten mungkin mengecewakan bagi seseorang--kritik satu budaya tertentu, negara, agama, gaya hidup atau idiologi politik, misalnya--itu saja bukan alasan untuk menghapus diskusi," pernyataan Facebook mengatakan.
"Kami sangat percaya bahwa pengguna Facebook mempunyai kemampuan untuk mengekspresikan opininya, dan kami tidak biasayanya menghapus konten, grup atau halaman yang membicarakan mengenai negara, agama, entitas politik, atau ide."
0 komentar:
Posting Komentar