Hi Friends ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?
Welcome On Not Magazine Website
News Mobile Version

Awas, Modus Baru Pencopetan di PRJ

Written By HENRY GO BLOG on Senin, 20 Juni 2011 | Senin, Juni 20, 2011


Wilayah DKI Jakarta diklaim sebagai wilayah paling aman dalam jangkauan wilayah operasi Polda Metro Jaya. Namun, baik warga Jakarta maupun pendatang tampaknya perlu mewaspadai aksi pencopetan yang diprediksi akan meningkat pada bulan Juni ini terkait perhelatan akbar Jakarta Fair 2011.

Hal tersebut disampaikan Kapolres Jakarta Pusat Kombes Hamidin, Selasa (14/6/2011) di Polda Metro Jaya. "Kami memprediksi bulan ini kejahatan yang meningkat di Jakarta Pusat adalah aksi pencopetan karena ada acara Jakarta Fair," ujarnya.

Hamidin mengatakan, pihaknya sudah mencium modus baru pencopetan yang bisa membahayakan para pengunjung dan pedagang di kawasan Jakarta Fair. "Kami melihat ada modus baru seperti mengaku-aku sebagai pembeli dan akhirnya dia bisa mencopet," ungkap Hamidin.

Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa polisi sudah mulai dikerahkan untuk mencegah aksi tersebut. Namun, Hamidin tidak menjelaskan jumlah personel yang diturunkan dalam mengamankan Jakarta Fair. Lebih lanjut, dia membantah apabila Jakarta Pusat disebut sebagai daerah yang paling rawan.

Sebelumnya, berdasarkan data Humas Polda Metro Jaya pada bulan Mei 2011, wilayah Jakarta Pusat menjadi wilayah paling rawan kejahatan. "Data dari mana itu? Jakarta Pusat paling aman. Bahkan, dari semua wilayah Polda Metro, wilayah Jakarta paling aman," kata Hamidin.

Hal itu bertolak belakang dengan data Polda Metro Jaya pada Mei 2011. Di data itu, Jakarta Pusat berada di peringkat pertama dengan jumlah 324 kasus, Tangerang 323 kasus, dan Jakarta Selatan 182 kasus. Jenis kejahatan didominiasi oleh kasus pencurian dan pemberatan (curat), narkotika, dan pencurian kendaraan roda dua.

Terhadap hal itu, Hamidin lagi-lagi membantahnya. Bahkan, dia mengklaim bahwa pada bulan Mei 2011, tingkat kejahatan di Jakarta Pusat menurun drastis sehingga peringkat Jakarta Pusat turun di peringkat ketiga dalam hal frekuensi kejahatan.

"Di Jakarta Pusat sempat marak aksi pencurian kendaraan bermotor. Namun, hal itu sudah kami atasi. Seperti di perempatan Coca-cola, kami sudah antisipasi dengan menempatkan petugas di sana," tutur Hamidin.

Hamidin juga menjelaskan, penangkapan enam terduga teroris di Kemayoran, Jakarta Pusat, tidak bisa menjadi indikator bahwa Jakarta Pusat sarat penjahat. "Mereka itu bisa di mana saja karena kota ini kan sangat heterogen," ujarnya.



sumber

0 komentar:

Posting Komentar