Hi Friends ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?
Welcome On Not Magazine Website
News Mobile Version

Keunikan Olahan Tradisional Khas Kalimantan Timur

Written By HENRY GO BLOG on Minggu, 02 Oktober 2011 | Minggu, Oktober 02, 2011


Labu, ubi rambat, talas, dan singkong yang di tanah Jawa biasa disantap sebagai pencuci mulut ataupun camilan, justru dijadikan bahan olahan sayur di Samarinda, Kalimantan Timur. Bahkan buah pisang mas pun kerap dijadikan sayur. Hmm… cukup unik bukan?


Tak seperti masakan Padang, Manado, ataupun Sunda, menu asal Kalimantan Timur bisa dibilang kurang populer.Terutama di Jakarta, yang merupakan “pusat” kuliner Nusantara. Bagaimana tidak? Di Ibu Kota, segala jenis masakan dari berbagai daerah maupun mancanegara tersedia.

Tinggal sebut mau makan di restoran khas mana, di Jakarta rasanya semua sudah ada. Restoran Kalimantan sebenarnya juga ada yang beroperasi di Jakarta ataupun kota-kota lain di Indonesia.Hanya mungkin jumlahnya tidak sebanyak restoran dari daerah lain.Apalagi masakan asal pulau terbesar di Indonesia itu terdengar kurang familiar di telinga. Dari Kalimantan,Anda mungkin hanya mengenal soto banjar dan kue bingka. Padahal, masakan tradisional dan asli asal pulau tersebut bukan hanya itu.

Pernahkah Anda mendengar menu gangan asam, atau mungkin gence ikan haruan, telur biyawan, dan daging masak habang? Menumenu itulah yang menurut pengusaha kuliner Aji Leddy Susanti atau akrab dipanggil Susan, merupakan masakan asli Samarinda. “Dari Kalimantan kita mengenal soto banjar.Padahal,soto umumnya ada di Pulau Jawa. Penduduk Samarinda kebanyakan memang pendatang, ada suku Jawa, Bugis, dan Banjar. Sementara penduduk asli Samarinda adalah orang Kutai,” kata Susan. Wanita asal Samarinda itu mengakui kalau masakan asal daerahnya kurang populer.

Menurutnya, hal tersebut disebabkan Samarinda memang tidak mempunyai ciri khas yang mendasar seperti halnya masakan Manado yang terkenal pedas, makanan Jawa yang identik dengan rasa manis, atau lalapan yang dikenal sebagai panganannya orang Sunda.Keberagaman suku yang ada di kota ini disinyalir sebagai faktor penyebab tidak munculnya kekhasan pada masakan Kalimantan Timur, khususnya Samarinda. “Padahal Samarinda kaya akan hasil ikan tawarnya. Di Sungai Mahakam misalnya, ada ikan papuyu, ikan biyawan yang telurnya enak disantap, ikan patin yang gurih, serta ikan belida yang lezat dan kaya omega. Ikan belida biasanya diolah menjadi kuku macan atau amplang,” papar Susan.

Susan yang sehari-hari aktif mengoperasikan restoran masakan tradisional di Jakarta mengatakan, kalau bicara soal makanan yang khas lainnya dari Samarinda,maka yang layak diangkat adalah nasi kuning sebagai menu sarapan.Ya, di Kota Samarinda memang ada semacam tradisi menyantap nasi kuning sebagai menu sarapan. Pendampingnya adalah semur soun dan telur. Samarinda juga punya keunikan pada olahan sayurnya. Bagaimana tidak? Bahan-bahan seperti labu, singkong,ubi rambat,ataupun talas yang di Jawa kerap dijadikan menu pencuci mulut dan kolak, di sana malah diolah sebagai bahan sayur asam.

Untuk singkong misalnya, biasa dijadikan sayur (gangan) asam dengan campuran kangkung. Bumbunya juga sederhana.Antara lain cabai merah,bawang merah,bawang putih,tomat,dan terasi yang di Pulau Jawa sangat mudah didapat. Bawang merah dan bawang putih tak perlu dihaluskan, cukup dirajang saja. Rajangan bawang ini kemudian dimasukkan ke dalam rebusan air yang sudah mendidih. Jangan lupa masukkan tomat,cabai, terasi, dan garam untuk menambah rasa. Kalau semua bumbu sudah tercampur, baru masukkan singkong dan kepala gabus jika suka. Biarkan beberapa saat agar singkong dan kepala gabus matang,lalu terakhir masukkan kangkung.

Gence ikan haruan (gabus) juga tak kalah gampang dibuat. Bumbunya tinggal ditumis, lalu baluri di atas badan ikan gabus yang sudah dibakar. Oh ya, ada satu lagi menu khas yang lazim diolah dari singkong, yakni perkedel. Kalau di Jawa perkedel umumnya terbuat dari kentang, atau Manado punya perkedel jagung,nah di Samarinda,perkedel justru terbuat dari singkong. Bicara soal timing penyajian menu- menu tersebut, sebenarnya kapan saja bisa disajikan. Cuma memang nasi kuning dan semur soun tradisinya disantap pada pagi hari sebagai menu sarapan.

Beda lagi dengan menu hajatan pernikahan ataupun pengajian. Biasanya pada momen istimewa itu masyarakat Samarinda bakal menyajikan menu daging masak habang. Menu ini memiliki bumbu dominan berupa cabai merah keriting dan bawang merah.Sebagai lauk,biasanya digunakan daging sapi. Daging masak habang juga kaya akan rempah dan tidak menggunakan santan. titi s apridawaty



sumber : seputar-indonesia.com

0 komentar:

Posting Komentar