Upacara penggantian nama 285 anak ini, seperti dimuat tabloid Daily Mail pada Senin 24 Oktober 2011, dilakukan sebagai salah satu upaya menentang kesenjangan gender yang terjadi karena orangtua di India lebih menginginkan kelahiran anak laki-laki. Akibatnya, seorang ibu India tahu dirinya sedang hamil anak perempuan, maka anak tersebut akan digugurkan, atau akan ditelantarkan setelah dilahirkan nantinya.
Menurut adat India, anak perempuan menghabiskan banyak biaya untuk biaya mahar pernikahan sehingga keluarga seringkali harus berutang. Sementara anak laki-laki tak perlu membayar apapun. Adat Hindu India juga hanya mengizinkan api untuk kremasi orang tua dibakar oleh anak lelaki saja.
"Sekarang di sekolahku, semua orang memanggilku dengan nama baruku yang memiliki arti 'tegar'. Hal ini membuatku senang," kata seorang anak yang kini bernama Ashmita. Sebelumnya, gadis ini diberi nama Nakusa, yang berarti 'tak diinginkan', oleh seorang kakeknya yang kecewa karena tak mendapatkan cucu lelaki.
Menurut pejabat Departemen Kesehatan Distrik Satara Dr Bhagwan Pawar yang menggagas penggantian nama, nama Nakusa atau Nakushi yang dimiliki anak-anak itu adalah nama yang negatif. "Nama tersebut sangat negatif karena merupakan bentuk diskriminasi terhadap wanita," ujarnya.
Kurangnya jumlah anak perempuan di India ini menjadi sorotan setelah sensus penduduk menunjukkan jumlah mereka menurun drastis selama satu dekade terakhir. Menurut hasil sensus, jumlah perempuan dan laki-laki berbanding 927 dengan 1000.
Masalah ini ternyata sudah sangat serius sehingga rumah sakit di India melarang pemberitahuan jenis kelamin bayi pada orangtua untuk mencegah aborsi selektif, walau nyatanya bocor juga. Pemerintah negara yang terkenal dengan industri perfilmannya ini bahkan melakukan berbagai upaya untuk menggenjot kelahiran anak perempuan, di antaranya pemberian makan gratis, jaminan biaya pendidikan, bahkan hadiah uang untuk keluarga yang merawat anak perempuannya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
0 komentar:
Posting Komentar