M Nazaruddin berani tampil saat diwawancarai oleh aktivis media sosial Iwan Piliang. Namun, ada sejumlah kejanggalan yang muncul dari rekaman yang diputar oleh Metro TV tersebut. Apa saja?
Pakar telematika dari UIN Abimanyu 'Abah' Wachjoewidaja melakukan analisis terhadap video wawancara tersebut. Hasilnya, ada beberapa kejanggalan yang ditemukan. Terutama tentang kepastian lokasi Nazaruddin.
"Dengan hanya melihat tayangan video chat tersebut ada beberapa hal yang bisa kita duga, misal pembuktian bahwa dia benar-benar masih hidup saat ini, terbukti bisa melakukan conf-call secara live," kata Abah lewat surat elektronik kepada detikcom, Sabtu (23/7/2011).
Abah juga menduga, Nazaruddin berada di tempat yang tidak dekat Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan topi yang berkesan topi di Amerika Latin. Lalu, dia menduga Nazaruddin berada pada negara yang mempunyai satuan waktu yang jauh berbeda. Sebagai bukti, di rumah Iwan terlihat gelap, sedang di tempat Nazaruddin terang.
"Dan ini sengaja dikondisikan secara jeli, tahu kenapa? Perhatikan video awal, kameraman di tempat Iwan sengaja memutar kamera ke sekeliling meja dan melewati jendela. Pelaku sangat amat tahu bahwa praktisi digital forensik pasti akan memperhatikan semua sudut-sudut yang terlihat pada tayangan dan menjadi yakin bahwa di tempat Iwan sedang malam," paparnya.
Nah, Abah juga memiliki beberapa pertanyaan terkait video tersebut. Pertama, Abah menilai kualitas komunikasi internet yang dilakukan Nazar memiliki jaringan yang bagus. Hal ini hanya bisa terjadi dengan komunikasi data dengan bandwidth lebar.
"Apakah misal dia benar di Argentina. Apakah kecepatan koneksi di negara tersebut sudah sedemikian bagus? Kita Skype dengan Amerika dan Eropa yang sudah maju saja kadang mendapat gambar yang tersendat-sendat parah," tanyanya.
Abah juga melihat kejanggalan adanya sprei atau kain di belakang ruang kerja Iwan Piliang. "Kenapa itu dilakukan? Sangat mungkin Iwan ingin menyembunyikan lokasi atau hal lain yang berkaitan dengan tempat dia melakukan conference call," lanjutnya.
Lalu mengapa Nazaruddin mengenakan topi? Menurut Abah, bisa saja untuk menimbulkan opini bahwa tersangka kasus suap Kemenpora tersebut sedang berada di daerah yang khas dengan topi tersebut."Tapi bukankah topi atau lukisan itu semua bisa dibeli di mana pun bahkan di Indonesia," tambahnya lagi.
"Dan menurut pendapat saya alasan dia mengenakan topi adalah untuk menutupi rambutnya telah ditipiskan atau malah dicukur bota, agar bisa lebih mudah tersamar, selayaknya trik orang yang dalam pelarian, dan penipisan rambut tersebut, dia tidak ingin diketahui pemirsa videonya," paparnya.
Lalu Abah juga menyoroti cahaya terang di belakang Nazaruddin. Jika diperhatikan dengan benar, ada sejumlah kejanggalan dengan cahaya tersebut.
"Jelas terlihat bahwa bias cahaya begitu lebar, itu menandakan sumber cahaya begitu dekat dengan lubang jendela," ceritanya.
"Daya sinar cahaya kelihatan sangat pendek. Lalu silakan Anda cek sendiri sinar matahari yang masuk ke rumah atau kantor anda. Perhatikan biasnya di jendela anda sinarnya akan konsisten tajam bermeter-meter sampai mentok dinding atau lantai bukan? Ketajaman cahayanya tidak hanya terang di jendela tapi lalu berkurang dalam sekitar 30 cm bukan? Logika tersebut memberikan saya kesimpulan bahwa sinar terang tersebut hanya dari lampu yang memang hanya mempunyai daya pijar tetapi tidak mempunyai daya tembus cahaya. Di dunia Telematika kami istilahkan dengan ANSI Lumens dengan satuan Lux, matahari kekuatannya 115 Lux atau watt. Sebagai contoh cahaya matahari itu berkali-kali lipat lampu jenis tungsten maupun fluorescent," urainya.
"Kalau yang terang itu bukan cahaya mentari lalu kenapa ada cahaya tersebut? Mungkin saja tidak sengaja dinyalakan. Bisa jadi itu lampu kamar WC yang memang biasanya terang atau Nazaruddin ingin memberi kesan bahwa memang dia berada di tempat dengan waktu yang berbeda dengan Indonesia, cara paling mudah adalah dengan kesan matahari tersebut," jelas Abah.
http://www.detiknews.com/read/2011/07/23/215409/1687952/10/kejanggalan-video-wawancara-nazaruddin-dan-iwan-piliang?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter
0 komentar:
Posting Komentar