Perilaku seks bebas menjadi penyebab utama tingginya kasus HIV/AIDS di Sulawesi Selatan yang mencapai 3.918 penderita pada tahun 2010. Kepala Bagian Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS Biro Napza dan HIV/AIDS Sulsel, Muhammad Nuhrahim di Makassar, Rabu (20/7/2011), mengatakan, angka tersebut meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya yakni 2.400 penderita.
"Bila tahun lalu 58,6 persen penyebaran HIV/AIDS disebabkan oleh jarum suntik dan narkorba, maka tahun ini dari data diketahui penyebarannya sudah berubah yakni melalui hubungan seksual dengan persentase mencapai 60 persen lebih," ujarnya.
Data penderita HIV/AIDS itu, ungkap Nuhrahima, berdasarkan hasil survei yang dilakukan Komisi Penanggunalan AIDS Nasional dan Sulsel. Bahkan, Kota Makassar disebut masuk peringkat tiga kota penderita HIV/AIDS tertinggi di Indonesia, setelah Jayapura dan Jakarta. Di bawah Makassar ada Surabaya dan Bali. Sementara Sulawesi Selatan berada pada peringkat ke tujuh teratas.
Nuhrahim mengatakan, kasus yang terdata itu bisa jadi hanya data permukaan saja, sementara di lapangan banyak penderita yang tidak mau melaporkan dirinya.
"Jumlah penderita yang tercatat itu sebenarnya akumulasi penderita lama. Yang timbul dipermukaan itu bisa saja sedikit, sementara di lapangan justru bergelimpangan jumlah penderita, terutama yang masuk dalam klaster rumah tangga," ucapnya.
Penderita di Sulsel, kata Nuhrahim, dihantui rasa malu untuk melapor bila ada indikasi terjangkit virus HIV. Padahal, bila dilaporkan lebih cepat, maka penderita bisa diberikan pertolongan.
Dengan kondisi ini, ia mengharapkan pemerintah kabupaten/kota menjadikan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS sebagai program prioritas.
"Bila tidak, ini akan menjadi bom waktu yang tiba-tiba jumlahnya akan meledak dan merugikan," ujarnya.Sumber: ANTARA
0 komentar:
Posting Komentar